.

Yang Terbaru

Hukuman Bagi Siapa Saja Yang Meninggalkan Al-Haq Setelah Ia Mengetahuinya



::: HUKUMAN BAGI SIAPA SAJA YANG MENINGGALKAN AL-HAQ SETELAH IA MENGETAHUINYA :::

Ditulis oleh: (Asy-Syaikh) Abul 'Abbas Yasin bin 'Ali Al-'Adeny - hafidzohullahu ta'ala-

✹✹✹ 

بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، و أصلي و أسلم على النبي الكريم، و على آله و أصحابه الأطهر الميامين.

Amma ba'du,

Telah diriwayatkan oleh al-Imam Al-Baihaqy dalam kitab "Al-Asma wa ash-Shifat”, Ibnu Batthoh dalam kitab "Al-Ibanah”, dan Al-Haruwiy dalam kitab " Dzammul Kalaam” dari Shahabat Hudzaifah Ibnul Yaman -radhiyaallahu 'anhu- bahwasannya ia berkata:  

اعلمْ أن مِن أعمى الضلالة أن تعرف ما كنت تنكر، أو أن تنكر ما كنت تعرف، وإياك والتلوّن في دين الله فإن دين الله واحد .انتهى

“Ketahuilah, sungguh sebuta-butanya kesesatan adalah menjadikan ma'ruf apa yang kamu ingkari atau mengingkari apa yang ma'ruf, dan janganlah kamu BERTALAWWUN (berwarna-warni) dalam agama Allah karena sesungguhnya Agama Allah adalah satu.



-selesai penukilan-

أي : من أعظم الضلال أن تعتقد أن هذا الشيء حق، ثم تقول عن هذا الحق : إنه باطل، والعكس. 

Yakni: sebesar-besarnya kesesatan adalah (kamu) meyakini bahwa perkara ini benar, kemudian kamu katakan tentang kebenaran tersebut : bahwa itu bathil, dan sebaliknya.

Semua itu (dilakukan) :
• Demi mencocoki hawa nafsu.
• atau untuk mendapatkan kedudukan.
• atau untuk mendapatkan tujuan duniawi. 


Telah berkata Ibnu Batthoh dalam kitab “Al-Ibanah Al-Kubro libni Batthoh” (1/ 192): 

فنعوذ بالله من الحور بعد الكور، ومن الضلالة بعد الهدى، ومن الرجوع عن الحق والعلم إلى الجهالة والعمى

“maka kita berlindung kepada Allah dari kekurangan setelah kelebihan, dan berlindung dari kesesatan setelah hidayah, dan berlindung dari meninggalkan Al-Haq dan 'Ilm kepada kebodohan dan kebutaan”.

-selesai penukilan-

Ibnu Hazm telah berkata dalam kitab “Al-Ahkam fii Ushulil Ahkam libni Hazm” (1/ 5): 

وقد علمنا أن تارك الحق ومتبع الغرور سخيف الاختيار، ضعيف العقل، فاسد التمييز 

“dan telah kita ketahui bersama bahwa orang yang meninggalkan kebenaran dan mengikuti sesuatu yang menipu adalah buruk usahanya, lemah akal, rusak dalam menilai. ” 
selesai penukilan.”

Ibnul Wazir telah berkata dalam kitab “Al-'Awaasim wal Qawaasim” (1/ 223): 

تركوا الذب عن الحق؛ خوفاً من كلام الخلق، لكانوا قد أضاعوا كثيرًا، وخافوا حقيرًا . ومن قصد وجه الله تعالى في عمل من أعمال البر والتقى، لم يحسن منه أن يتركه

“Dan seandainya mereka para 'Ulama -radhiayallahu 'anhum- meninggalkan upaya membela kebenaran karena khawatir pembicaraan (celaan) manusia padanya, maka benar-benar mereka telah menyia-nyiakan banyak (orang) dan takut kepada sesuatu yang hina. Dan barang siapa yang meniatkan wajah Allah ta'alaa dalam suatu amalan dari perbuatan-perbuatan kebaikan dan ketakwaan, tidak baik bagi dia untuk meninggalkannya (membela al-Haq).”

-selesai penukilan- 

_____________________

Diantara yang seharusnya bagi seorang hamba mengetahuinya disini adalah bahwa hukuman bagi orang yang meninggalkan Al-Haq (kebenaran) sangatlah besar, akibatnya sangatlah berbahaya, dan kerugiannya sangatlah banyak, saya sebutkan kepadamu tiga contoh dari akibat-akibat tersebut:


••• Balasan pertama: 

Al-Imam Al-Baghowy telah berkata dalam kitab " Ma'aalimut Tanziili ” (7/ 356); tentang Firman Allah Ta'alaa:

{بل كذبوا بالحق لما جاءهم فهم في أمر مريج}، 

"Sebenarnya mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau-balau.” (Qaf:  5) 

Berkata Qotadah:

من ترك الحق مرج عليه أمره والتبس عليه دينه 

“Barangsiapa yang meninggalkan Al-Haq, telah terlantarkan urusannya dan telah menjadi rancu baginya agamanya”

Berkata al-Imam Al-Hasan Al-Bashri: 

ما ترك قوم الحق إلا مرج أمرهم 

“Tidaklah suatu kaum meninggalkan Al-Haq (kebenaran) melainkan telah terlantar urusan mereka.”

-selesai penukilan-


••• Balasan kedua: Allah Ta'ala berfirman: 

{مثلهم كمثل الذي استوقد نارا فلما أضاءت ما حوله ذهب الله بنورهم وتركهم في ظلمات لا يبصرون * صم بكم عمي فهم لا يرجعون}

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat, tuli, bisu, buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)” (Al-Baqarah: 17 - 18)

Berkata al-Imam As-Sa'di dalam kitab “Tafsir”:

لأنهم تركوا الحق بعد أن عرفوه، فلا يرجعون إليه، بخلاف من ترك الحق عن جهل وضلال، فإنه لا يعقل، وهو أقرب رجوعا منهم

“Dikarenakan mereka telah meninggalkan kebenaran SETELAH MEREKA MENGETAHUINYA, maka mereka tidak akan kembali kepada kebenaran...

Lain halnya bagi mereka yang meninggalkan kebenaran karena bodoh dan sesat, maka sungguh ia tidak berfikir, dan dia lebih dekat untuk kembali dari pada mereka yang meninggalkan kebenaran setelah mereka mengetahuinya”. 

-selesai penukilan-

••• Balasan ketiga: 

Telah berkata Imam As-Sa'di pada Firman Allah Ta'alaa: 

{ولما جاءهم رسول من عند الله مصدق لما معهم نبذ فريق من الذين أوتوا الكتاب كتاب الله وراء ظهورهم كأنهم لا يعلمون}

“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah)” (Al-Baqarah: 101)

Beliau -rahimahullah- berkata: 

“Dan tatkala telah terjadi dari imbalan yang telah ditakdirkan dan hikmah Allah ta'alaa, bahwa siapa saja yang meninggalkan sesuatu yang bermanfaat baginya, dan memungkinkan untuk memanfaatkannya namun ia tidak memanfaatkan, maka akan dia diberi musibah berupa kesibukan yang membahayakannya:

فمن ترك عبادة الرحمن، ابتلي بعبادة الأوثان. 

Barangsiapa yang meninggalkan ibadah kepada Ar-Rahman (Allah Azza wa Jalla), akan diberi musibah berupa menyembah berhala-berhala.

ومن ترك محبة الله وخوفه ورجاءه، ابتلي بمحبة غير الله وخوفه ورجائه. 

Barangsiapa yang meninggalkan kecintaan, ketakutan, dan harapan kepada Allah, akan diberi musibah berupa mencintai, takut, dan berharap kepada selain Allah.

ومن لم ينفق ماله في طاعة الله أنفقه في طاعة الشيطان. 

Barangsiapa yang tidak menyedekahkan hartanya dalam keta'atan kepada Allah, akan ia sedekahkan dalam keta'ata kepada syaithon.

ومن ترك الذل لربه، ابتلي بالذل للعبيد. 

Barangsiapa yang meninggalkan sikap merendah kepada Allah, akan diberi musibah berupa sikap merendah dan hina kepada hamba. 

ومن ترك الحق ابتلي بالباطل.

Dan barangsiapa yang meninggalkan Al-Haq (kebenaran), akan diberi musibah berupa kebathilan.

________________

Begitupun mereka Yahudi, ketika mereka mencampakkan Kitabullah (Taurat) maka mereka mengikuti apa yang dikatakan syaithan-syaithan, serta merekayasa dari sebuah sihir atas kerajaan Sulaiman yang mana syaithan tersebut mengeluarkan bagi manusia sihir tersebut, sehingga mereka mengira bahwa Sulaiman -'alaihis salaam- telah menggunakan sihir, dan dengan sihir itu ia mendapatkan kerajaan yang agung. selesai penukilan.

Berkata Asy-Syaikh Sholih bin Fauzan Al-Fauzan -hafidzohullahu- dalam kitab "Syarhu Masaail Al-Jahiliyyah” (hal. 127) :

كل من ترك الحق فإنه يبتلى بالباطل، ومن ترك مذهب أهل السنة والجماعة، فإنه يبتلى بمذاهب الفرق الضالة، والذي يتحزب مع الجماعات الضالة المخالفة للكتاب والسنة ومنهج أهل السنة والجماعة، يُبتلى بأن يكون مع الفرق الضالة. 

“Siapa saja yang meninggalkan kebenaran maka sungguh ia akan diberi musibah berupa kebathilan, dan barangsiapa yang meninggalkan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka ia sungguh akan diberi musibah berupa mengikuti madzhab kelompok-kelompok sesat..

Demikian pula orang yang berpartai dengan kelompok-kelompok yang sesat lagi menyimpang dari Al-Kitab dan Sunnah dan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah, akan diberi musibah berupa dia berjalan bersama dengan kelompok-kelompok sesat.

Inilah Sunnatullah (ketetapan Allah Subhaana wa Ta'ala), maka inilah yang seharusnya seorang muslim diperingatkan dari bahaya meninggalkan Al-Haq (kebenaran), karena jika seseorang meninggalkan Al-Haq akan diberi musibah berupa mengikuti kebathilan..

Dan apabila ia meninggalkan orang-orang yang benar maka ia telah mengikuti orang-orang yang bathil, selalu dan selamanya seperti itu.., selesai penukilan. 

Yaa Allah kokohkanlah kami di atas kebenaran dan wafatkanlah kami di atasnya.

Aden- Yaman.
Pada malam Jum'at, 8 Jumadal Ulaa 1436 H.

✲✲✲

Sumber: Majmu’ah Manhajul Anbiya' | Al-Ustadz 'Abdul Hakam Abu 'Ali (Aden, Yaman) حفظه الله

✒ Alih Bahasa: Abu Kuraib bin Ahmad Bandung  حفظه الله [FBF-1]

Muroja'ah: 
▪ Al-Ustadz Muhammad Sholehuddin Abu 'Abduh حفظه الله [FBF-2]
▪Al-Ustadz Abu 'Amr Ahmad Alfian حفظه الله [FBF-3]