.

Yang Terbaru

Teror Bom Thamrin Bentuk Nyata Kebodohan Dalam Beragama

044736000_1452745485-IMG-20160114-WA061
Teror bom kembali terjadi di Jakarta, Kamis (14/1/2016) lalu. Mabes Polri menyatakan, insiden yang menarget pos polisi di jalan Thamrin itu mengakibatkan 7 orang tewas, termasuk para pelaku teror dan belasan lainnya luka-luka.
Aksi teror kali ini tergolong nekat. Selain terjadi di siang bolong, para teroris juga secara terang-terangan melakukan aksinya di tengah kerumunan massa. Mereka menembak membabi buta serta melemparkan bom-bom rakitan. Hanya dengan pertolongan Allah-lah, mereka tidak sempat menyelesaikan aksinya melempar bom yang lebih besar setelah dilumpuhkan polisi. 4 orang terduga teroris tewas dengan sebagian di antara mereka meledakkan bom yang dipasang di tubuh mereka. Bom bunuh diri.
Sudah kesekian kalinya, teror demi teror seakan enggan meninggalkan negeri ini. Aksi besar maupun kecil, dengan pelaku dari berbagai jaringan teroris, baik lokal maupun internasional, seperti menemukan habitat yang tepat untuk berkembangbiak di Indonesia. Namun dari sekian banyak jaringan atau organisasi yang membekingi aksi mereka, semuanya bberasal pada satu pemahaman, yaitu Khawarij. Sekte kuno yang menyimpang dari ajaran Islam untuk pertama kalinya yang memiliki keyakinan takfir, yaitu mengkafirkan sesama muslim.
Seperti yang kita ketahui bersama, mayoritas para pelaku teror itu, baik yang tewas maupun yang tertangkap aparat, mayoritasnya adalah dari kalangan muda. Generasi yang begitu bersemangat dalam membela Islam, namun lemah dalam menuntut ilmu syar’i. Generasi yang begitu kritis dalam melihat kemungkaran-kemungkaran di masyarakat namun tidak dibarengi dengan upaya mencari bimbingan para ulama.
Memang, kita tidak dapat menutup mata, bahwa di masyarakat kita kemungkaran menyebarluas. Minum khamr, zina, mencuri, riba dan berbagai dosa besar lainnya tersebar luas di masyarakat. Bahkan sebagiannya dilakukan secara terang-terangan. Namun perilaku masyarakat tersebut tidaklah membuat darah mereka halal untuk ditumpahkan. Tidak berarti mereka boleh dibunuh dengan sebab dosa besar yang mereka lakukan.
Ketika munculnya kelompok khawarij di masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, mereka juga menyebarkan isu-isu penyimpangan yang terjadi dalam jajaran birokrasi pada waktu itu. Hingga massa terprovokasi dan berakhir dengan tertumpahnya darah Utsman bin Affan. Begitu pula dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Yang menjadi titik perhatian kita adalah, jika pemerintahan khalifah sekelas Utsman bin Affan maupun Ali bin Abi Thalib saja mereka berani menumpahkan darah muslimin, lalu bagaimana halnya dengan pemerintahan di masa kita?
Khawarij, ISIS, Al Qaeda, Jaringan Santoso, Jaringan Imam Samudra atau apapun namanya, yang tewas dalam aksinya, mereka adalah sejelek-jelek mayat yang ada di kolong langit. Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, menyebutkan mereka adalah orang-orang yang paling besar kejelekannya bagi kaum muslimin. Bahkan melabeli mereka dengan sebutan yang mengerikan, yaitu anjing-anjing neraka, seperti yang beliau dengar dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Al Imam Wahb bin Munabbih mewanti-wanti para pemuda untuk mewaspai kaum Harura’ (Khawarij) karena mereka memiliki ideologi yang menyimpang dan mereka adalah orang terjelek dari umat ini. Sementara Al Imam al-Ajurri menyatakan, Khawarij adalah orang-orang jelek, najis, dan kotor. Orang yang berjalan di atas paham Khawarij saling mewariskan paham tersebut baik dulu maupun sekarang.
Mereka, para khawarij meyakini aksi teror yang mereka lakukan adalah jihad syar’i padahal salah besar. Teror bukan jihad sedikitpun, apalagi syar’i. Adakah seorang saja ulama yang dikenal kokoh ilmunya yang bersama mereka? Tidak ada. Yang ada hanyalah orator-orator ulung yang pandai membakar emosi para pemuda.
Lalu apa yang semestinya dilakukan oleh para pemuda Islam? Thalabul ilmi, kembali kepada bimbingan para ulama, dan waspadai gerakan-gerakan atau kajian-kajian rahasia yang berisi hasutan untuk menjatuhkan pemerintah, mengkafirkan kaum muslimin dan memberontak terhadap pemerintah muslim. Karena itu propaganda kaum Khawarij sejak dahulu, yaitu memberontak terhadap pemerintah dan menghalalkan pembunuhan kaum muslimin.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan, tidak ada satu pun yang lebih jahat terhadap kaum muslimin dibanding mereka, tidak Yahudi tidak pula Nashara. Sungguh, mereka sangat serius untuk membunuh setiap muslim yang tidak sependapat dengan mereka, menghalalkan darah dan harta muslimin, membunuh anak-anak kaum muslimin yang mereka vonis sebagai kafir. Khawarij beragama seperti itu, akibat besarnya kejahilan mereka dan kebid’ahan mereka yang menyesatkan. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya bila kita katakan, bahwa teror-teror yang terjadi sejak dahulu hingga saat ini, adalah bentuk nyata dari kebodohan dalam memahami agama Islam