Pelajaran Kesepuluh |
……….قال المؤلِّف رحمه الله تعالى:(الثانية) العمل بهBerkata Penulis_rahimahullah Ta’ala: “Kedua: beramal dengan ilmunya…” |
Penjelasan:
Inililah kewajiban yang kedua dari empat kewajiban atas seorang muslim.
Telah disebutkan oleh Penulis_rahimahullah kewajiban yang pertama, yaitu menuntut ilmu. Sedangkan ilmu yang harus dipelajari setiap pribadi muslim adalah mempelajari tiga perkara yang agung, yang tidak boleh dia jahil padanya;
- Ilmu mengenal Allah Ta’ala,
- Ilmu mengenal Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam,
- Dan ilmu mengenal agama Islam beserta dengan dalil-dalinya.
Perkataan Penulis_rahimahullah: “Kedua: beramal dengan ilmunya…”
Ini merupakan buah dari ilmu. Ilmu yang benar dan bermanfaat bagi pemiliknya apabila ilmunya itu membuahkan amalan.
- Buah dari ilmu mengenal Allah Ta’ala adalah dia tidak akan beribadah melainkan hanya kepada Allah semata dan tidak akan menyekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu apapun dalam segala bentuk ibadahnya.
- Buah dari ilmu mengenal Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mentaati segala perintahnya, membenarkan segala kabar yang dibawa olehnya, menjauhi segala bentuk larangannya dan tidak akan beribadah kepada Allah melainkan hanya dengan syariat-syariat yang dibawa oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Buah dari ilmu mengenal agama Islam adalah dia tidak akan mencari agama selain Islam, bahkan dengan ilmu ini semakin menambah keyakinannya bahwa tidak ada agama yang benar kecuali Islam. Dia ridho, tunduk dan patuh dengan syariat-syariat Islam.
Inilah diantara buah dari mempelajari tiga landasan pokok yang agung ini. Penulis akan memperinci tiga landasan pokok ini menjadi tiga bab.
Seorang yang berilmu wajib mengamalkan ilmu yang telah dia ketahui dan dia pelajari. Betapa indahnya apa yang dikatakan oleh Al Fudhail bin ‘Iyadh_rahimahullah: “Seorang yang berilmu masih dikatakan jahil sehingga dia mengamalkan ilmunya. Jika dia telah mengamalkan ilmunya maka barulah dikatakan sebagai orang yang ‘Aalim (berilmu)”
Kenapa demikian? karena kalau seandainya dia berilmu, akan tetapi tidak mengamalkan ilmunya maka apa bedanya antara dirinya dengan orang-orang yang jahil?!
Oleh karena itu, seseorang disebut sebagai orang yang benar-benar berilmu tatkala dia telah mengamalkan ilmunya.Berkata Asy Sya’bi_rahimahullah:
“كُنَّا نَسْتَعِيْنُ عَلَى حِفْظِ الْحَدِيْثِ بِالْعَمَلِ بِهِ”
“Dahulu kami meminta pertolongan (kepada Allah) untuk dapat menghafal hadits dengan cara mengamalkannya.”
Berkata Ibnu Mas’ud_radhiyallahu ‘anhu:
“إِنَّ النَّاسَ قَدْ أَحْسَنُوْا الْقَوْلَ فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ فِعْلَهُ فَذَاكَ الَّذِي أَصَابَ حَظَّهُ وَمَنْ لَا يُوَافِقُ قَوْلُهُ فِعْلَهُ فَذَاكَ الَّذِي يُوَبِّخُ نَفْسَهُ”
“Sesungguhnya (sekarang) manusia telah memperindah perkataannya, maka barangsiapa yang perkataannya mencocoki perbuatannya maka dia-lah yang memperoleh keberuntungan, dan barangsiapa yang perkataannya tidak mencocoki perbuatannya maka dia telah mencela dirinya sendiri.”
Berkata Sufyan Ats Tsauri_rahimahullah:
“مَا بَلَغَنِي عَن رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثٌ قَطُّ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ وَلَوْ مَرَّةً.”
“Tidaklah satu hadits pun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sampai kepadaku, melainkan aku telah mengamalkannya, walaupun hanya sekali.”
Tatkala orang yang berilmu telah mengamalkan ilmunya, maka ilmu yang dia miliki akan semakin kokoh dan semakin bertambah.
Allah Ta’ala berfirman:
{وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ}
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.” [QS. Muhammad: 17]
Berkata Al Imam Asy Syaukani_rahimahullah: “yaitu orang-orang yang mau menerima petunjuk kepada jalan yang benar, mereka beriman kepada Allah dan mengamalkan segala hal yang diperintahkan-Nya maka Allah akan menambahkan untuk mereka keimanan, ilmu dan kefaqihan dalam agama.” [Fathul Qadir:5/35]
Sebaliknya, apabila seseorang yang berilmu akan tetapi tidak mengamalkannya maka ilmu itu akan hilang darinya.
Berkata Sufyan Ats Tsauri_rahimahullah:
“الْعِلْمُ يَهْتِفُ بِالْعَمَلِ فَإِنْ أَجَابَهُ وَإِلَّا ارْتَحَلَ”
“Ilmu itu akan datang tatkala diamalkan, jika tidak maka ilmu itu akan pergi darinya.”
Bahkan ilmu tersebut akan menjadi hujjah (tuntutan) atas dia, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ”
“dan Al Qur`an dapat menjadi hujjah yang membelamu atau hujjah yang menuntutmu.” [HR. Muslim, dari shahabat Abu Malik Al Asy’ari_radhiyallahu ‘anhu]
Semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita semua taufiq dan hidayah-Nya untuk bisa mengamalkan setiap ilmu yang telah kita pelajari. Wallahul muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
?ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 9 Rajab 1435/ 8 Mei 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah] |
https://pelajaranforumkis.wordpress.com/2014/06/27/al-ushul-ats-tsalaatsah-pelajaran-kesepuluh/
•┈┈••••○○❁💎🖌💎❁○○••••┈┈•
┏━━━━❃❀❃━❃❀❃━━━━┓
📝BELAJAR MANHAJ SALAF📝
~ Channel & Whatsapp ~
┗━━━━❃❀❃━❃❀❃━━━━┛
📕❁ Berbagi Faedah Ilmu Syar'i sesuai KITABULLAH & SUNNAH sebagai bekal meniti AL-HAQ ❁📌
🌐 Situs kami :
http://wa-bms.blogspot.co.id
http://assalafiyyat.blogspot.co.id
http://muslimahsalafiyat.blogspot.co.id
•┈┈••••○○❁💎🖌💎❁○○••••┈┈•