Apa Yang Dilakukan Agar Tetap Tegar Dan Kokoh Di Atas Manhaj Salaf Ash Shalih
Fatwa asy-Syaikh Shalih al-Fauzan –hafizhahullahu Ta’ala–
Pertanyaan: Apa kaidah-kaidah syariat yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim agar dia tegar dan kokoh dalam menjalani manhaj salaf shalih, tidak terjatuh pada penyelewengan, serta tidak dipengaruhi oleh manhaj-manhaj susupan yang menyimpang?
Jawaban:
Kaidah-kaidah syariat tersebut bisa difahami dari kumpulan apa yang telah dibicarakan, hal ini dengan menempuh hal-hal berikut ini:
1. Setiap insan kembali kepada ahli ilmu dan bashirah. Mengambil ilmu serta bermusyawarah dengan mereka dalam menghadapi segala perkara yang bergejolak pada fikirannya sehingga dia mengambil masukan dari ide-ide mereka.
2. Pelan-pelan dalam segala hal, tidak tergesa-gesa, dan tidak lancang dalam menghukumi seseorang, bahkan wajib baginya untuk meneliti.
3. Lalu jika hal itu benar, wajib bagi kalian untuk mengatasi masalah tersebut dengan langkah-langkah yang akan menghasilkan ishlah (perbaikan), bukan dengan cara-cara kekerasan dan brutal.
4. Demikian juga, di antara ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan adalah hendaklah setiap orang berbekal dengan ilmu yang bermanfaat dengan duduk di majelis ahli ilmu, mendengarkan wejangan-wejangan mereka, membaca kitab-kitab salafush shalih dan kisah perjalanan mushlihin (orang-orang yang melakukan perbaikan, pen) dari kalangan salafush shalih dan para ulama. Bagaimana mereka menyelesaikan berbagai perkara, bagaimana mereka menasehati umat manusia, bagaimana mereka memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar, serta bagaimana mereka menghukumi berbagai hal problema. Semua ini dibukukan pada kitab sejarah, biografi, dan berita-berita mereka, serta kisah-kisah mereka yang telah berlalu dari kalangan ahli kebaikan, keshalihan, dan jujur.
Setiap insan merupakan satu bagian dari umat ini. Sementara umat ini merupakan himpunan kaum muslimin dari awal muncul Islam hingga tegak kiamat. Inilah adalah komunitas umat ini. Setiap muslim merujuk kisah perjalanan dan berita-berita salafush shalih, bagaimana mereka mengatasi permasalahan-permasalahan, serta bimbingan mereka dalam hal tersebut. Sehingga dia berjalan di atas jalan mereka dan tidak memandang ucapan-ucapan orang-orang yang ceroboh serta kabar orang-orang jahil yang membakar semangat manusia tanpa ilmu.
Sekian banyak buku kecil, muhadharah, dan konsep-konsep saat ini muncul dari kalangan orang-orang yang jahil ilmu syar’i. Memprovokasi dan memerintahkan manusia perkara yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Walaupun ini didasari oleh tujuan dan niatan yang bagus, namun yang menjadi tolak ukur bukan sekedar tujuan dan niatan. Patokannya adalah kebenaran. Kebenaran itu adalah apa yang sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah dengan faham salafush shalih. Adapun manusia, selain Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam–, terkadang benar dan terkadang salah, perkara yang benar diterima dan perkara yang salah ditinggalkan.
Sumber: Irsyad Al-Khillan ilaa Fatawa al-Fauzan, soal: 465 (1/360-361)
Diterjemahkan oleh: Abu Bakar Jombang
Thalib Darul Hadits Fiyusy
Ahad, 19 Rajab 1435 H