.

Yang Terbaru

Al Ushul Ats Tsalaatsah : Pelajaran Ketujuh

Al Ushul Ats Tsalaatsah : Pelajaran Ketujuh


Pelajaran Ketujuh
…قال المؤلِّف رحمه الله تعالى:”وَهُوَ مَعْرِفَةُ اللهِ
Berkata Penulis_rahimahullah Ta’ala:”yaitu; Ilmu mengenal Allah”
?Penjelasan:
Ilmu apakah yang wajib setiap muslim untuk mengetahui dan mempelajarinya?
Pertama: Ilmu mengenal Allah
Yaitu; hendaknya seorang hamba benar-benar mengenal Sang penciptanya, sehingga dia benar-benar menjadikan segala bentuk ibadahnya hanya untuk Allah Ta’ala. Hatinya selalu rindu dan selalu terawasi oleh Rabbnya,sehingga tidaklah dia berdoa, bertawakal, bersujud, takut dan berharap kecuali hanya kepada Allah.
Ilmu mengenal Allah adalah ilmu yang paling agung, karena Allah Ta’ala Maha Agung. Barangsiapa yang benar-benar mengenal Allah maka sungguh dia akan menjadi orang yang paling bertakwa dan paling takut kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama” [QS. Faathir: 28].
Kenapa hanya para ulama? Karena mereka adalah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla.
Ilmu mengenal Allah Ta’ala terbagi menjadi dua bagian:
Pertama: Mengenal Dzat Allah Ta’ala, hal ini ditempuh dengan beberapa hal:
  • Mengenal Nama-nama Allah yang Agung dan Sifat-sifatNya yang Tinggi.
Allah Ta’ala berfirman:
{وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا}
“Hanya milik Allah Al Asma’ul Husna (nama-nama yang Agung), maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Al Asma’ul Husna tersebut.” [QS. Al A’raf: 180]
{وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}
“dan Hanyalah Allah yang mempunyai sifat yang Maha Tinggi, dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ” [QS. An Nahl: 60]
  • Melihat dan merenungi Ayat-ayat Allah Al Kauniyah.
Allah Ta’ala berfirman:
{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ}
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” [QS. Ali ‘Imran: 190]
{أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20) فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ (21) لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ (22)}
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” [QS. Al Ghasyiah: 17-22]
  • Melihat dan merenungi Ayat-ayat Allah Asy Syar’iyyah.
Allah Ta’ala berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [QS. An Nisaa: 82]
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” [QS. Al Israa: 9]
Tujuan seorang hamba mengenal Allah adalah agar tumbuh pada diri dan hatinya kecintaan dan pengagungan terhadapNya, takut dan berharap hanya kepadaNya, serta tidaklah dia beribadah melainkan hanya kepada Allah semata.
Oleh karena itu, apabila seorang hamba mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, maka akan semakin kokoh pada diri dan hatinya kecintaan dan pengagungan terhadap Allah. Hamba yang paling takut dan bertakwa kepada Allah adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena beliau adalah hamba yang paling mengenal Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya, beliau bersabda:
«إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا»
“Sesungguhnya yang paling takwa dan paling mengerti tentang Allah diantara kalian adalah aku”. [HR. Al Bukhari – Muslim, dari shahabat ‘Aisyah]
Dalam riwayat Muslim, beliau bersabda:
«وَاللهِ، إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَخْشَاكُمْ لِلَّهِ، وَأَعْلَمَكُمْ بِمَا أَتَّقِي»
“Sesunguhnya saya berharap, bahwa sayalah yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan paling tahu bagaimana caranya bertakwa.”
Tatkala ada seseorang bertanya kepada Asy Sya’bi: “Siapakah orang yang (patut) dikatakan berilmu?” beliau menjawab: “Orang yang dikatakan berilmu adalah orang yang takut kepada Allah.
Berkata Ibnu Mas’ud_radhiyallahu ‘anhu: “Cukuplah seseorang itu dikatakan berilmu, tatkala memiliki rasa takut kepada Allah. Dan cukuplah seseorang itu dikatakan jahil (orang yang bodoh) tatkala dia berpaling dari Allah.”
Berkata ulama Salaf: “Tidaklah orang yang bermaksiat kepada Allah kecuali orang yang jahil.” Yaitu, tidak mengetahui keagungan Allah dan kedudukan Allah Ta’ala, meskipun terkadang dia pandai dalam ilmu syariat.
Oleh karena itu, wahai saudaraku!
Jika engkau melihat ada seorang yang berilmu, namun pada kehidupannya bergelimang dengan kemaksiatan, maka sesungguhnya dia masih jahil, belum bisa dikatakan orang yang berilmu. Karena hakikat ilmu yang bermanfaat dan membawa keberkahan, akan melahirkan pada diri pemiliknya kecintaan dan pengagungan terhadap Allah, serta akan melahirkan rasa takut kepada Allah ketika dia berbuat maksiat.
Kedua: Mengenal hukum-hukum dan apa saja yang disyariatkan Allah dari perkara halal dan Haram.
Ini merupakan ilmu yang agung, seorang hamba mengetahui mana yang dihalalkan oleh Allah dan mana yang diharamkan. Dan mengetahui mana yang wajib diamalkan, mana yang mustahab dan mana yang makruh. Dengan ilmu ini, maka hamba bisa menjalankan segala bentuk tuntunan syariat yang Allah tetapkan dan menjahui segala bentuk larangan-laranganya.
Kita simpulkan, bahwa manusia dalam bab mengenal Allah terbagi menjadi empat golongan:
  • Golongan orang yang benar-benar mengenal Allah dan mengetahui hukum-hukum syariat, maka ini adalah golongan manusia yang paling utama.
  • Golongan yang benar-benar mengenal Allah, namun dia jahil terhadap hukum-hukum syariat.
  • Golongan yang mengetahui hukum-hukum syariat, namun tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya.
  • Golongan yang tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya dan juga tidak mengetahui hukum-hukum syariatNya.
Cobalah lihat, termasuk golongan manakah posisi kita?!
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan kita semua menjadi hamba-hambaNya yang mengenalNya dengan sebenar-benarnya dan mengetahui hukum-hukum syariat-syariatNya. Wallahul muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
?ditulis oleh  Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 17 Jumadats Tsaniyah 1435/ 17 April 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah]


https://pelajaranforumkis.wordpress.com/2014/06/27/al-ushul-ats-tsalaatsah-pelajaran-ketujuh/


•┈┈••••○○❁💎🖌💎❁○○••••┈┈•

┏━━━━❃❀❃━❃❀❃━━━━┓
      📝BELAJAR MANHAJ SALAF📝
           ~ Channel & Whatsapp ~
┗━━━━❃❀❃━❃❀❃━━━━┛

📕❁ Berbagi Faedah Ilmu Syar'i sesuai  KITABULLAH & SUNNAH sebagai bekal meniti AL-HAQ ❁📌

🌐 Situs kami :
http://wa-bms.blogspot.co.id
http://assalafiyyat.blogspot.co.id
http://muslimahsalafiyat.blogspot.co.id

•┈┈••••○○❁💎🖌💎❁○○••••┈┈•