Pelajaran Ketigabelas |
:قال المؤلِّف رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى .قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: لَوْ مَا أَنْزَلَ اللهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلا هَذِهِ السُّورَةَ لَكَفَتْهُمْ
Berkata Penulis rahimahullah Ta’ala: “Berkata al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah: “Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah (al-Qur’an) kepada makhluknya melainkan hanya surat ini saja, maka niscaya mencukupi mereka.”
|
?Penjelasan:
Al-Imam asy-Syafi’i beliau adalah salah satu ulama besar dan tershohor. Nama beliau adalah Muhamad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syaafi’ al-Haasyimi al-Qurasyi. Kunyah beliau Abu Abdillah. Beliau dilahirkan pada tahun 150 H dan meninggal pada tahun 204 H.
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi rahimahullah setelah berhujjah dengan surat al-‘Asher, beliau berhujjah juga dengan Atsar al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah.
“Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah (al-Qur’an) kepada makhluknya melainkan hanya surat ini saja, maka niscaya mencukupi mereka.”
Atsar al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah dengan lafazh seperti ini, tidaklah sah datangnya dari beliau, akan tetapi lafazh yang benar yang datang dari al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah adalah:
“لَوْ فَكَّرَ – وَفِي رِوَايَةٍ تَدَبَّرَ- النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسِعَتْهُمْ”
“Kalau seandainya manusia menghayati (kandungan) surat ini maka akan mencukupi mereka.”
Demikianlah sebagaimana dinukil oleh al-Baihaqy, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim dan Ibnu Katsir rahimahumullah. Barangkali penulis rahimahullah menyebutkan atsar ini secara makna.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: “Yang demikian itu menjelaskan bahwa tingkatan (manusia) ada empat. Jika hal tersebut terlengkapi, maka seseorang akan memperoleh puncak kesempurnaan. (empat tingkatan tersebut) Pertama; Mengetahui al-haq (kebenran), kedua; mengamalkannya, ketiga; mengajarkannya kepada siapa saja yang tidak berperilaku baik, keempat; bersabar dalam mempelajarinya, mengamalkannya dan mengajarkannya. Allah Ta’ala telah mnyebutkan empat tingkatan ini dalam surat ini (al-‘Asher).” [Miftah Darus Sa’aadah 1/56].
Ibnul Qayyim rahimahullah juga berkata: “Para Salaf sepakat bahwa seorang yang berilmu tidaklah berhak menyandang gelar ulama Rabbani sampai dirinya mengetahui al-haq, kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya. Barangsiapa mengetahui (kebenaran), kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya, maka dialah yang akan diseru dengan keagungan dihadapan para malaikat-malaikat penjaga langit.” [Zaadul Ma’aad: 3/9]
Wallahul muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
?Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 22 Dzul Qa’dah 1435/ 17 September 2014_di Daarul Hadits_al-Fiyusy_Harasahallah. |
https://pelajaranforumkis.wordpress.com/2014/09/19/al-ushul-ats-tsalaatsah-pelajaran-ketigabelas/
•┈┈••••○○❁💎🖌💎❁○○••••┈┈•
┏━━━━❃❀❃━❃❀❃━━━━┓
📝BELAJAR MANHAJ SALAF📝
~ Channel & Whatsapp ~
┗━━━━❃❀❃━❃❀❃━━━━┛
📕❁ Berbagi Faedah Ilmu Syar'i sesuai KITABULLAH & SUNNAH sebagai bekal meniti AL-HAQ ❁📌
🌐 Situs kami :
http://wa-bms.blogspot.co.id
http://assalafiyyat.blogspot.co.id
http://muslimahsalafiyat.blogspot.co.id
•┈┈••••○○❁💎🖌💎❁○○••••┈┈•