.

Yang Terbaru

SEBAB-SEBAB AGUNG YANG MELAPANGKAN DADA – Bagian 2

http://wa-bms.blogspot.co.id



قال إبن القيم رحمه الله:
☀ﻓﺄﻋﻈﻢ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺼﺪﺭ:
▪7 ﻭﻣﻨﻬﺎ : ﺍﻟﺸﺠﺎﻋﺔ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺸﺠﺎﻉ ﻣﻨﺸﺮﺡ ﺍﻟﺼﺪﺭ، ﻭﺍﺳﻊ ﺍﻟﺒﻄﺎﻥ، ﻣﺘﺴﻊ ﺍﻟﻘﻠﺐ. ﻭﺍﻟﺠﺒﺎﻥ: ﺃﺿﻴﻖ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺻﺪﺭﺍً، ﻭﺃﺣﺼﺮﻫﻢ ﻗﻠﺒﺎً، ﻻ ﻓﺮﺣﺔ ﻟﻪ ﻭﻻ ﺳﺮﻭﺭ، ﻭﻻ ﻟﺬﺓ ﻟﻪ ﻭﻻ ﻧﻌﻴﻢ ﺇﻻ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﻣﺎ ﻟﻠﺤﻴﻮﺍﻥ ﺍﻟﺒﻬﻴﻤﻲ، ﻭﺃﻣﺎ ﺳﺮﻭﺭ ﺍﻟﺮﻭﺡ، ﻭﻟﺬﺗﻬﺎ، ﻭﻧﻌﻴﻤﻬﺎ، ﻭﺍﺑﺘﻬﺎﺟﻬﺎ، ﻓﻤﺤﺮﻡ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺟﺒﺎﻥ، ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺤﺮﻡ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺑﺨﻴﻞ، ﻭﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﻌﺮﺽ ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ، ﻏﺎﻓﻞ ﻋﻦ ﺫﻛﺮﻩ، ﺟﺎﻫﻞ ﺑﻪ ﻭﺑﺄﺳﻤﺎﺋﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺻﻔﺎﺗﻪ، ﻭﺩﻳﻨﻪ، ﻣﺘﻌﻠﻖ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺑﻐﻴﺮﻩ .
ﻭﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ ﻭﺍﻟﺴﺮﻭﺭ ﻳﺼﻴﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﺭﻳﺎﺿﺎً ﻭﺟﻨﺔ، ﻭﺫﻟﻚ ﺍﻟﻀﻴﻖ ﻭﺍﻟﺤﺼﻴﺮ ﻳﻨﻘﻠﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻋﺬﺍﺑﺎً ﻭﺳﺠﻨﺎً، ﻓﺤﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻛﺤﺎﻝ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﺪﺭ، ﻧﻌﻴﻤﺎً ﻭﻋﺬﺍﺑﺎً ﻭﺳﺠﻨﺎً ﻭﺍﻧﻄﻼﻗﺎً، ﻭﻻ ﻋﺒﺮﺓ ﺑﺎﻧﺸﺮﺍﺡ ﺻﺪﺭ ﻫﺬﺍ ﻟﻌﺎﺭﺽ، ﻭﻻ ﺑﻀﻴﻖ ﺻﺪﺭ ﻫﺬﺍ ﻟﻌﺎﺭﺽ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻌﻮﺍﺭﺽ ﺗﺰﻭﻝ ﺑﺰﻭﺍﻝ ﺃﺳﺒﺎﺑﻬﺎ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻤﻌﻮﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻗﺎﻣﺖ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ ﺗﻮﺟﺐ ﺍﻧﺸﺮﺍﺣﻪ ﻭﺣﺒﺴﻪ، ﻓﻬﻲ ﺍﻟﻤﻴﺰﺍﻥ . ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﺴﺘﻌﺎن .
▪8 ﻭﻣﻨﻬﺎ : ﺑﻞ ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻤﻬﺎ:ﺇﺧﺮﺍﺝ ﺩﻏﻞ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﺬﻣﻮﻣﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻮﺟﺐ ﺿﻴﻘﻪ ﻭﻋﺬﺍﺑﻪ، ﻭﺗﺤﻮﻝ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺣﺼﻮﻝ ﺍﻟﺒﺮﺀ، ﻓﺈﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺃﺗﻰ ﺍﻷﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺸﺮﺡ ﺻﺪﺭﻩ، ﻟﻢ ﻳﺨﺮﺝ ﺗﻠﻚ ﺍﻷﻭﺻﺎﻑ ﺍﻟﻤﺬﻣﻮﻣﺔ ﻣﻦ ﻗﻠﺒﻪ، ﻟﻢ ﻳﺤﻆ ﻣﻦ ﺍﻧﺸﺮﺍﺡ ﺻﺪﺭﻩ ﺑﻄﺎﺋﻞ، ﻭﻏﺎﻳﺘﻪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻪ ﻣﺎﺩﺗﺎﻥ ﺗﻌﺘﻮﺭﺍﻥ ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺒﻪ، ﻭﻫﻮ ﻟﻠﻤﺎﺩﺓ ﺍﻟﻐﺎﻟﺒﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻨﻬﻤﺎ .
▪9 ﻭﻣﻨﻬﺎ : ﺗﺮﻙ ﻓﻀﻮﻝ ﺍﻟﻨﻈﺮ، ﻭﺍﻟﻜﻼﻡ، ﻭﺍﻻﺳﺘﻤﺎﻉ، ﻭﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻄﺔ، ﻭﺍﻷﻛﻞ، ﻭﺍﻟﻨﻮﻡ، ﻓﺈﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻔﻀﻮﻝ ﺗﺴﺘﺤﻴﻞ ﺁﻻﻣﺎً ﻭﻏﻤﻮﻣﺎً، ﻭﻫﻤﻮﻣﺎً ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ، ﺗﺤﺼﺮﻩ، ﻭﺗﺤﺒﺴﻪ، ﻭﺗﻀﻴﻘﻪ، ﻭﻳﺘﻌﺬﺏ ﺑﻬﺎ، ﺑﻞ ﻏﺎﻟﺐ ﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻵﺧﺮﺓ ﻣﻨﻬﺎ، ﻓﻼ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ، ﻣﺎ ﺃﺿﻴﻖ ﺻﺪﺭ ﻣﻦ ﺿﺮﺏ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺁﻓﺔ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻓﺎﺕ ﺑﺴﻬﻢ، ﻭﻣﺎ ﺃﻧﻜﺪ ﻋﻴﺸﻪ، ﻭﻣﺎ ﺃﺳﻮﺃ ﺣﺎﻟﻪ، ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺪ ﺣﺼﺮ ﻗﻠﺒﻪ! ﻭﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ، ﻣﺎ ﺃﻧﻌﻢ ﻋﻴﺶ ﻣﻦ ﺿﺮﺏ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺧﺼﻠﺔ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺨﺼﺎﻝ ﺍﻟﻤﺤﻤﻮﺩﺓ ﺑﺴﻬﻢ، ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻫﻤﺘﻪ ﺩﺍﺋﺮﺓ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﺣﺎﺋﻤﺔ ﺣﻮﻟﻬﺎ ! ﻓﻠﻬﺬﺍ ﻧﺼﻴﺐ ﻭﺍﻓﺮ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ:
“ﺇﻥ ﺍﻷﺑﺮﺍﺭ ﻟﻔﻲ ﻧﻌﻴﻢ” ‏[ﺍﻻﻧﻔﻄﺎﺭ : 13] ،
ﻭﻟﺬﻟﻚ ﻧﺼﻴﺐ ﻭﺍﻓﺮ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ :
“ﻭﺇﻥ ﺍﻟﻔﺠﺎﺭ ﻟﻔﻲ ﺟﺤﻴﻢ” ‏[ﺍﻻﻧﻔﻄﺎﺭ : 14] ،
ﻭﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﺮﺍﺗﺐ ﻣﺘﻔﺎﻭﺗﺔ ﻻ ﻳﺤﺼﻴﻬﺎ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ .
ﻭﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ: ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺃﻛﻤﻞ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺻﻔﺔ ﻳﺤﺼﻞ ﺑﻬﺎ ﺍﻧﺸﺮﺍﺡ ﺍﻟﺼﺪﺭ، ﻭﺍﺗﺴﺎﻉ ﺍﻟﻘﻠﺐ، ﻭﻗﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ، ﻭﺣﻴﺎﺓ ﺍﻟﺮﻭﺡ، ﻓﻬﻮ ﺃﻛﻤﻞ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﺡ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺓ، ﻭﻗﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻣﻊ ﻣﺎ ﺧﺺ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮﺡ ﺍﻟﺤﺴﻲ.
ﻭﺃﻛﻤﻞ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻣﺘﺎﺑﻌﺔ ﻟﻪ؛ ﺃﻛﻤﻠﻬﻢ ﺍﻧﺸﺮﺍﺣﺎً ﻭﻟﺬﺓ ﻭﻗﺮﺓ ﻋﻴﻦ، ﻭﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐ ﻣﺘﺎﺑﻌﺘﻪ ﻳﻨﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﺍﻧﺸﺮﺍﺡ ﺻﺪﺭﻩ ﻭﻗﺮﺓ ﻋﻴﻨﻪ ﻭﻟﺬﺓ ﺭﻭﺣﻪ ﻣﺎ ﻳﻨﺎﻝ، ﻓﻬﻮ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺫﺭﻭﺓ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ ﻣﻦ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺼﺪﺭ، ﻭﺭﻓﻊ ﺍﻟﺬﻛﺮ، ﻭﻭﺿﻊ ﺍﻟﻮﺯﺭ، ﻭﻷﺗﺒﺎﻋﻪ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺑﺤﺴﺐ ﻧﺼﻴﺒﻬﻢ ﻣﻦ ﺇﺗﺒﺎﻋﻪ . ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﺴﺘﻌﺎﻥ .
ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻷﺗﺒﺎﻋﻪ ﻧﺼﻴﺐ ﻣﻦ ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻬﻢ، ﻭﻋﺼﻤﺘﻪ ﺇﻳﺎﻫﻢ، ﻭﺩﻓﺎﻋﻪ ﻋﻨﻬﻢ، ﻭﺇﻋﺰﺍﺯﻩ ﻟﻬﻢ، ﻭﻧﺼﺮﻩ ﻟﻬﻢ، ﺑﺤﺴﺐ ﻧﺼﻴﺒﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺎﺑﻌﺔ، ﻓﻤﺴﺘﻘﻞ، ﻭﻣﺴﺘﻜﺜﺮ، ﻓﻤﻦ ﻭﺟﺪ ﺧﻴﺮﺍً ﻓﻠﻴﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﻭﺟﺪ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﻳﻠﻮﻣﻦ ﺇﻻ
ﻧﻔﺴﻪ .
——————–
‏ﺯﺍﺩ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩ ﻓﻲ ﻫﺪﻱ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﺍﻟﻤﺠﻠﺪ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
☀Sebab Sebab Agung Yang Melapangkan Dada adalah:
  • 7. Di antara sebab yangmelapangkan dada adalah keberanian.
Sesungguhnya pemberani memiliki dada lapang, jiwa besar, dan hati luas. Adapun pengecut adalah manusia paling sempit dadanya seta paling terbelenggu hatinya. Tidak ada kesenangan serta kegembiraan baginya dan tidak ada pula kelezatan. Tak ada kenikmatan untuknya kecuali jenis kenikmatan yang dirasakan oleh hewan. Adapun kegembiraan ruh, kelezatan, kenikmatan, dan kecerahannya,diharamkan atas setiap pengecut, sebagaimana diharamkan juga atas semua orang bakhil, dan setiap orang yang berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalai dari dzikir pada-Nya, bodoh tentang Allah, nama-nama, sifat-sifat dan agama-Nya, serta mereka yang menambatkan hati
pada selain-Nya.
Kenikmatan dan kegembiraan ini kelak di alam kubur akan menjadi taman dan surga. Sementara kesempitan dan keterkungkungan hati kelak di alam kubur akan menjadi siksaan dan penjara. Keadaan seorang hamba dalam kubur seperti keadaan hati dalam dada, nikmat atau adzab dan penjara atau merdeka. Tidak ada pengaruh pada kecerahan hati si bakhil karena sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Dan tidak ada pula pengaruh pada kesempitan hati si dermawan karena faktor tersebut. Sebab, hal-hal yang bersifat sementara seperti ini akan segera sirna bila penyebabnya telah hilang.Sesungguhnya yang dijadikan patokan adalah sifat yang melazimi hati dan melahirkan rasa lapang atau mengungkungnya. Inilah yang dijadikan timbangan. Wallahu a’lam.
  • 8. Diantara sebab yang melapangkan dada –bahkan paling menentukan- adalah mengeluarkan kotoran hati berupa sifat-sifat tercela yang mengakibatkan kesempitan hati dan siksaannya. Menghalangi antara hati dengan kesembuhannya.
Sesungguhnya seseorang bila melakukan sebab-sebab yang melapangkan dadanya, dan tidak mengeluarkan sifat-sifat tercela itu dari hatinya, maka ia tidak mendapatkan faidah memuaskan dari dadanya yang lapang, bahkan ia hanya akan memiliki dua perkara saling kontradiksi dalam hatinya, perkara paling dominan itulah yang menguasainya.
  • 9. Diantara sebab yang melapangkan dada adalah meninggalkan kelebihan melihat, berbicara, mendengar, bergaul, makan, dan tidur.
Sebab berlebihan dalam hal-hal ini akan melahirkan rasa sakit, risau, dan gelisah dalam hati. Ia akan membatasi hati, mengungkungnya,
menyempitkannya, dan menyiksanya. Bahkan kebanyakan siksaan dunia dan akhirat berasal darinya. Demi yang tidak ada sembahan yang berhaq disembah melainkan Allah, alangkah sempitnya dada orang yang mengambil bagian dari setiap penyakit ini, alangkah sengsara kehidupannya, alangkah buruk keadaaannya, dan alangkah keras belenggu hatinya. Dan demi Dzat Yang Tidak ada sembahan yang berhaq disembah selain Dia, alangkah nikmat kehidupan mengambil bagian dari sifat-sifat terpuji itu, obsesinya terarah padanya, dan mengitari di sekitarnya. Bagi orang seperti ini bagian yang sangat besar dari apa yang difirmankan Allah  Ta’ala,
(ﺇﻥَّ ﺍﻷَﺑْﺮَﺍﺭَ ﻟَﻔِﻰ ﻧَﻌِﻴﻢ)
“Sesungguhnya orang-orang yang baik berada dalam kenikmatan.”
(QS Al-Infitar : 13).
Sedangkan bagi yang sebaliknya bagian sangat besar dari apa yang di firmankan Allah Ta’ala:
(ﻭﺇﻥَّ ﺍﻟﻔُﺠَّﺎﺭَ ﻟَﻔِﻰ ﺟَﺤِﻴﻢٍ)
“Sesungguhnya orang-orang fajir berada dalam neraka.”
(QS Al-Infitar : 14).
Antara keduanya terdapat tingkatan-tingkatan berbeda-beda. Tak ada yang mengetahuinya selain Allah tabaraka wata’ala.
Maksudnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia paling sempurna dalam segala sifat yang melahrikan lapang dada, keluasan hati, kesejukan mata dan kehidupan ruh. Beliau adalah manusia paling sempurna dalam sifat lapang dan kehidupan ini serta kesejukan mata. Ditambah lagi dengan apa yang ada padanya berupa sifat lapang yang bersifat indrawi.
Lalu manusia yang sempurna yang dalam mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dialah orang yang paling sempurna merasakan lapang dada, kelezatan dan kesejukan mata. Sejauh mana seorang hamba mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sejauh itu pula yang akan didapatkannya dari rasa lapang, kesejukan mata, dan kelezatan ruhnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas puncak kesempurnaan sifat lapang dada, ketinggian nama, pelepasan beban dosa. Adapun bagian umatnya dari hal-hal itu sesuai dengan sikap mereka dalam mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam. Wallahu a’lam.
Demikian pula bagian bagi para pengikut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dari pemeliharaan Allah subhanahu wata’ala, perlindungan-Nya,
pembelaan-Nya, dan penggolongannya untuk mereka, sesuai dengan sikap mereka dalam mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ada yang mengambil bagian sedikit, dan ada pula yang mengambil bagian yang banyak. Barangsiapa mendapatkan kebaikan, hendaknya memuji Allah. Dan barangsiapa mendapatkan selain itu, janganlah mencela selain dirinya sendiri.
……………………………..
Zaadul Ma’ad fiy Hadyi Khoiril ‘Ibad Jilid 2
•••••••••••••••••••••••••••
F.I.S Forum Ikhwah Salafiyyin
منتدى الإخوان السلفيين